Defek Septum Atrium: Gejala dan Langkah Pengobatannya
Defek Septum Atrium dapat menyebabkan gejala serius seperti sesak napas. Temukan langkah pengobatan dan cara mengelola kondisi ini secara efektif.
Panduan

Defek Septum Atrium (ASD): Gejala dan Langkah Pengobatannya
Defek Septum Atrium (ASD) adalah kelainan jantung bawaan yang terjadi ketika terdapat lubang pada septum atrium, yaitu dinding yang memisahkan atrium kanan dan kiri. Kondisi ini menyebabkan darah kaya oksigen dari atrium kiri bercampur dengan darah miskin oksigen di atrium kanan, yang dapat membebani jantung dan paru-paru. ASD merupakan salah satu kelainan jantung bawaan yang umum, diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 2.000 kelahiran hidup di seluruh dunia. Di Indonesia, ASD merupakan lesi jantung bawaan kedua yang paling sering ditemukan pada anak-anak setelah Defek Septum Ventrikel (VSD).
Gejala Defek Septum Atrium (ASD)
Gejala ASD bervariasi tergantung pada ukuran lubang, jenis ASD, dan usia pasien. Banyak bayi dan anak-anak dengan ASD kecil mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Gejala biasanya muncul seiring bertambahnya usia dan meningkatnya beban pada jantung dan paru-paru. Beberapa gejala yang mungkin muncul meliputi:
-
Sesak Napas
- Terutama saat beraktivitas fisik.
-
Mudah Lelah
- Anak-anak dengan ASD mungkin lebih cepat lelah dibandingkan teman sebayanya.
-
Detak Jantung Cepat (Aritmia)
- Jantung berdebar-debar atau detak jantung yang tidak teratur.
-
Bising Jantung (Murmur)
- Suara abnormal yang terdengar saat dokter mendengarkan jantung dengan stetoskop.
-
Infeksi Saluran Pernapasan Berulang
- Peningkatan risiko infeksi paru-paru, seperti pneumonia atau bronkitis.
-
Pertumbuhan yang Lambat
- Anak-anak dengan ASD mungkin memiliki pertumbuhan yang lebih lambat.
-
Pembengkakan (Edema)
- Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau perut.
-
Stroke
- Pada kasus yang jarang terjadi, darah beku dapat melewati lubang di septum dan menyebabkan stroke.
-
Berat Badan Kurang atau Sulit Naik
- Pada bayi dan anak-anak kecil.
-
Nafsu Makan Berkurang
- Pada bayi dan anak-anak kecil.
-
Kulit Kebiruan (Sianosis)
- Warna kebiruan pada kulit, bibir, atau kuku, terutama saat beraktivitas (jarang terjadi).
Diagnosis Defek Septum Atrium (ASD)
Diagnosis ASD umumnya melibatkan beberapa langkah, termasuk:
-
Anamnesis (Wawancara Medis)
- Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, riwayat keluarga, dan gejala yang dialami.
-
Pemeriksaan Fisik
- Mendeteksi bising jantung (murmur) dan tanda-tanda lain seperti pembengkakan atau sesak napas.
-
Ekokardiogram (USG Jantung)
- Tes pencitraan utama untuk melihat ukuran lubang, lokasi, dan aliran darah melalui lubang tersebut. Dapat dilakukan melalui dada (transtorasik) atau kerongkongan (transesofageal).
-
Elektrokardiogram (EKG)
- Merekam aktivitas listrik jantung untuk mendeteksi aritmia atau tanda-tanda pembesaran jantung.
-
Foto Rontgen Dada
- Menunjukkan ukuran jantung dan kondisi paru-paru.
-
Kateterisasi Jantung
- Prosedur invasif yang jarang diperlukan untuk diagnosis ASD awal, memberikan informasi detail tentang tekanan dan aliran darah.
Langkah Pengobatan Defek Septum Atrium (ASD)
Pengobatan ASD disesuaikan dengan ukuran lubang, jenis ASD, dan gejala yang dialami pasien. Beberapa ASD kecil dapat menutup dengan sendirinya. Pilihan pengobatan untuk ASD yang lebih besar atau yang menyebabkan gejala meliputi:
-
1Pemantauan Aktif (Observasi)Untuk ASD kecil yang tidak menyebabkan gejala, mungkin hanya memerlukan pemantauan rutin oleh dokter dengan ekokardiogram berkala untuk memantau ukuran lubang dan fungsi jantung.
-
2Penutupan Kateter (Percutaneous Closure)Prosedur non-bedah yang paling umum untuk ASD jenis ostium sekundum. Dokter memasukkan kateter melalui pembuluh darah dan menempatkan perangkat penutup di lubang.
-
3Operasi Jantung Terbuka (Surgical Repair)Diperlukan untuk ASD yang lebih besar, ASD ostium primum, ASD sinus venosus, atau ASD yang terkait dengan kelainan jantung lainnya. Lubang diperbaiki dengan jahitan atau tambalan (patch).
Penanganan yang tepat dan tepat waktu sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan ASD.
Jenis-Jenis Defek Septum Atrium (ASD)
ASD dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi lubang pada septum atrium. Pemahaman jenis ASD membantu menentukan pendekatan diagnosis dan tatalaksana yang sesuai.
Jenis ASD | Lokasi Lubang | Persentase Kasus/Keterangan | Asosiasi/Catatan Khusus |
---|---|---|---|
Ostium Secundum ASD | Tengah septum atrium, di area fossa ovalis. | Paling umum (sekitar 70-80% kasus ASD). | Sering tidak menimbulkan gejala signifikan hingga dewasa. |
Ostium Primum ASD | Bagian bawah septum atrium, dekat katup mitral dan trikuspid. | Gejala biasanya muncul lebih awal pada masa kanak-kanak. | Sering dikaitkan dengan kelainan katup jantung lain, seperti celah pada katup mitral (cleft mitral valve). |
Sinus Venosus ASD | Bagian atas septum atrium, dekat masuknya vena cava superior atau inferior. | Relatif jarang. | Sering dikaitkan dengan drainase abnormal dari vena pulmonalis ke atrium kanan. |
Coronary Sinus ASD | Dinding antara sinus koronarius dan atrium kiri. | Sangat jarang terjadi. | Melibatkan defek pada dinding yang mengumpulkan darah dari jantung itu sendiri. |
Penyebab Defek Septum Atrium (ASD)
Penyebab pasti ASD seringkali tidak diketahui (idiopatik), dan banyak kasus dianggap multifaktorial. Namun, beberapa faktor diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya ASD, meliputi:
-
Faktor Genetik:
- Riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan.
- Beberapa sindrom genetik, seperti sindrom Down dan sindrom Holt-Oram.
-
Faktor Lingkungan Selama Kehamilan:
- Infeksi rubella (campak Jerman) selama trimester pertama kehamilan.
- Penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan (misalnya, obat anti-kejang atau beberapa jenis antidepresan).
- Konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba selama kehamilan.
- Diabetes pada ibu (diabetes gestasional atau diabetes tipe 1) yang tidak terkontrol dengan baik.
- Penyakit autoimun lupus pada ibu hamil.
Komplikasi Defek Septum Atrium (ASD) Jika Tidak Diobati
ASD yang signifikan dan tidak diobati dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seiring waktu, termasuk:
- Gagal Jantung: Akibat jantung bekerja lebih keras memompa darah berlebih ke paru-paru.
- Hipertensi Pulmonal: Peningkatan tekanan darah di arteri paru-paru.
- Aritmia: Detak jantung yang tidak teratur.
- Stroke: Akibat gumpalan darah yang dapat melewati lubang di septum.
- Sindrom Eisenmenger: Komplikasi parah dan ireversibel akibat hipertensi pulmonal jangka panjang.
- Endokarditis: Infeksi pada lapisan dalam jantung (risiko lebih rendah dibandingkan defek lain).
Pencegahan Defek Septum Atrium (ASD)
Karena penyebab pasti sering tidak diketahui, pencegahan ASD sepenuhnya sulit. Namun, wanita hamil dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko melahirkan bayi dengan kelainan jantung bawaan:
- Pastikan sudah divaksinasi rubella sebelum hamil.
- Jika menderita diabetes, kontrol kadar gula darah dengan baik selama kehamilan.
- Hindari konsumsi alkohol dan penggunaan narkoba selama kehamilan.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai obat-obatan yang aman selama kehamilan.
- Lakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex virus) sebelum merencanakan kehamilan.
- Pertimbangkan konseling genetik jika ada riwayat keluarga dengan kelainan jantung bawaan.
Prognosis dan Kesimpulan
Prognosis untuk pasien dengan ASD umumnya baik, terutama jika lubang ditutup sebelum terjadi komplikasi. Sebagian besar pasien yang menjalani penutupan ASD dapat menjalani kehidupan yang normal dan aktif, meskipun tetap memerlukan pemeriksaan rutin dengan dokter untuk memantau fungsi jantung.
Defek Septum Atrium adalah kondisi yang memerlukan perhatian medis. Dengan pemahaman yang baik tentang jenis-jenis ASD, penyebab, gejala, cara diagnosis, dan pilihan pengobatan, kesadaran dapat ditingkatkan untuk membantu deteksi dini serta penanganan yang tepat. Konsultasikan dengan dokter spesialis jantung jika Anda atau orang yang Anda kenal mengalami gejala yang mencurigakan.