Kembali
Memahami PPh Pasal 15: Pengertian dan Latar BelakangPerbedaan dengan PPh Final Lainnya (Contoh: PPh Final Pasal 4 ayat (2))Ruang Lingkup, Kewajiban, Contoh, dan Tips PPh Pasal 15

Wajib Tahu! Pajak PPh 15 untuk Ekspedisi, Kontraktor, dan Bisnis Khusus

Wajib tahu tentang Pajak PPh 15 untuk ekspedisi, kontraktor, dan bisnis khusus. Temukan tarif, penghitungan, dan tips pelaporan yang akurat di sini.

receipt_long

Panduan

Ilustrasi mengenai Pajak Penghasilan Pasal 15

Wajib Tahu! Pajak PPh 15 untuk Ekspedisi, Kontraktor, dan Bisnis Khusus

Pajak Penghasilan Pasal 15 (PPh 15) mungkin terdengar asing bagi sebagian besar wajib pajak. Namun, pemahaman yang tepat mengenai PPh 15 sangat penting, terutama bagi pelaku usaha di bidang pelayaran, penerbangan, dan bisnis khusus lainnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai PPh 15, meliputi pengertian, dasar hukum, objek pajak, subjek pajak, tarif, cara perhitungan, dan kewajiban terkait, sehingga Anda memiliki pemahaman komprehensif dan dapat mengelola kewajiban pajak Anda dengan benar.

Memahami PPh Pasal 15: Pengertian dan Latar Belakang

PPh Pasal 15 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan kepada Wajib Pajak tertentu yang menggunakan Norma Penghitungan Khusus (NPK) untuk menghitung penghasilan neto, yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berbeda dengan PPh umum, PPh 15 menggunakan persentase tertentu dari peredaran bruto. Penerapannya dilatarbelakangi oleh kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan karakteristik bisnis tertentu seperti pelayaran dan penerbangan yang memiliki kompleksitas operasional tinggi, sehingga NPK ini dirancang untuk menyederhanakan perhitungan pajak.

  • Dasar Hukum yang Mengatur PPh Pasal 15
    • Undang-Undang Pajak Penghasilan: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pasal 15 dalam undang-undang ini memberikan landasan umum untuk penerapan NPK.
    • Keputusan Menteri Keuangan (KMK): Peraturan teknis yang mengatur secara spesifik mengenai objek, subjek, dan tarif PPh 15 untuk masing-masing sektor bisnis. Contohnya, KMK Nomor 416/KMK.04/1996 untuk pelayaran dalam negeri dan KMK Nomor 475/KMK.04/1996 untuk penerbangan dalam negeri.

Pajak yang dikenakan melalui PPh Pasal 15 bersifat final, artinya tidak dapat dikreditkan dengan pajak lainnya.

Perbedaan dengan PPh Final Lainnya (Contoh: PPh Final Pasal 4 ayat (2))

Meskipun sama-sama bersifat final, PPh Pasal 15 memiliki perbedaan kunci dengan PPh Final lainnya:

  1. 1
    Metode Perhitungan
    PPh Pasal 15 menggunakan Norma Penghitungan Khusus (NPK) yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sementara itu, PPh Final Pasal 4 ayat (2) umumnya menggunakan persentase tertentu dari nilai bruto transaksi.
  2. 2
    Objek Pajak
    PPh Pasal 15 dikenakan atas jenis usaha tertentu yang diatur dalam KMK, seperti pelayaran dan penerbangan. PPh Final Pasal 4 ayat (2) memiliki cakupan objek yang berbeda, seperti sewa tanah dan bangunan atau jasa konstruksi.
  3. 3
    Subjek Pajak
    Subjek pajak PPh Pasal 15 adalah Wajib Pajak badan yang bergerak di bidang usaha yang diatur dalam KMK. Subjek pajak PPh Final Pasal 4 ayat (2) bisa Wajib Pajak badan atau orang pribadi.

Memahami perbedaan ini krusial untuk memastikan penerapan ketentuan pajak yang akurat dan sesuai.

Ruang Lingkup, Kewajiban, Contoh, dan Tips PPh Pasal 15

Berikut adalah rincian mengenai jenis usaha yang terkena PPh Pasal 15, kewajiban Wajib Pajak, contoh perhitungan, serta tips pengelolaan.

Aspek Utama PPh Pasal 15 Sektor Pelayaran Dalam Negeri Sektor Penerbangan Dalam Negeri Sektor Lain & Catatan Penting
Ruang Lingkup (Objek, Subjek, Tarif, Cara Hitung)
  • Objek Pajak: Penghasilan dari pengangkutan orang/barang (antar pelabuhan Indonesia, Indonesia-luar negeri), dan penyewaan kapal.
  • Subjek Pajak: Wajib Pajak Perusahaan Pelayaran Dalam Negeri.
  • Tarif: 1,2% dari peredaran bruto.
  • Cara Perhitungan: PPh terutang = 1,2% x Peredaran Bruto.
  • Penyetoran: Jika penghasilan dari perjanjian sewa atau charter dengan pemotong pajak, pihak penyewa memotong. Jika tidak, perusahaan pelayaran menyetor sendiri.
  • Objek Pajak: Semua imbalan berdasarkan perjanjian charter (pengangkutan orang/barang dari satu pelabuhan udara ke pelabuhan udara lain di Indonesia, atau dari Indonesia ke luar negeri dan sebaliknya). Termasuk space charter dan time charter.
  • Subjek Pajak: Wajib Pajak Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri.
  • Tarif: 1,8% dari peredaran bruto.
  • Cara Perhitungan: PPh terutang = 1,8% x Peredaran Bruto.

Bisnis Lain yang Berpotensi Terkena PPh 15:

  • Jasa telekomunikasi tertentu (terkait penyediaan infrastruktur).
  • Kontraktor (beberapa jenis kontrak konstruksi tertentu, meskipun umumnya PPh Final Pasal 4 ayat (2)).
  • Bisnis lain yang menggunakan Norma Penghitungan Khusus.

Penting: Selalu periksa KMK terbaru dan konsultasi dengan ahli pajak.

Kewajiban, Contoh, dan Tips

Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 15:

  • Menghitung PPh terutang berdasarkan peredaran bruto dan tarif sesuai KMK.
  • Membayar PPh terutang ke kas negara.
  • Melaporkan PPh terutang dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh.

Contoh Perhitungan PPh Pasal 15 (Pelayaran):

  • Kasus: PT Bahari Jaya (perusahaan pelayaran dalam negeri).
  • Peredaran Bruto (Januari 2024): Rp 500.000.000.
  • Tarif PPh Pasal 15: 1,2%.
  • PPh Terutang: 1,2% x Rp 500.000.000 = Rp 6.000.000.

Tips Mengelola PPh Pasal 15 dengan Efektif:

  • Pahami regulasi terbaru (selalu up-to-date).
  • Catat peredaran bruto dengan akurat dan lengkap.
  • Manfaatkan sistem akuntansi yang tepat.
  • Konsultasi dengan konsultan pajak profesional jika ada kesulitan.

Kesimpulannya, PPh Pasal 15 merupakan ketentuan pajak yang signifikan bagi pelaku usaha di sektor pelayaran, penerbangan, dan bisnis khusus lainnya. Dengan pemahaman yang baik mengenai dasar hukum, objek, subjek, tarif, serta kewajiban terkait, Anda dapat mengelola kewajiban perpajakan dengan benar dan menghindari potensi sanksi. Selalu pastikan untuk merujuk pada peraturan perpajakan terkini dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan profesional pajak bila diperlukan.

sell

Topik

[ { "labelName": "Pajak", "labelHue": 120, "nodes": [ { "name": "Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)", "slugToPage": "pajak-penghasilan-pasal-21-(pph-21)", "subtitle": "Pajak atas penghasilan karyawan dan individu." }, { "name": "Pajak Penghasilan Pasal 22", "slugToPage": "pajak-penghasilan-pasal-22", "subtitle": "Pajak atas impor atau pembelian barang tertentu." }, { "name": "Pajak Penghasilan Pasal 15", "slugToPage": "pajak-penghasilan-pasal-15", "subtitle": "Pajak final untuk usaha pelayaran dan penerbangan." } ] }, { "labelName": "Blog Pajak", "labelHue": 120, "nodes": [ { "name": "Pajak PPh 22: Panduan Praktis untuk Importir, Distributor, dan Pemilik Toko Besar", "slugToPage": "pajak-pph-22-panduan-praktis-untuk-importir,-distributor,-dan-pemilik-toko-besar", "subtitle": "Panduan pajak efektif untuk importir dan distributor." }, { "name": "Tutorial Menghitung Pajak Penerangan Jalan dalam Tagihan Listrik Bulanan", "slugToPage": "tutorial-menghitung-pajak-penerangan-jalan-dalam-tagihan-listrik-bulanan", "subtitle": "Panduan langkah menghitung pajak penerangan jalan." } ] }, { "labelName": "Badan Usaha", "labelHue": 200, "nodes": [ { "name": "PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero)", "slugToPage": "pt-pelayaran-nasional-indonesia-(persero)", "subtitle": "Pelayaran nasional, perusahaan layanan transportasi laut." } ] }, { "labelName": "Jurusan", "labelHue": 120, "nodes": [ { "name": "Teknik Dirgantara/Penerbangan", "slugToPage": "teknik-dirgantarapenerbangan", "subtitle": "Teknik penerbangan, fokus desain dan pengoperasian pesawat." } ] }, { "labelName": "Lembaga Negara", "labelHue": 200, "nodes": [ { "name": "Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)", "slugToPage": "lembaga-penerbangan-dan-antariksa-nasional-(lapan)", "subtitle": "Badan riset antariksa dan penerbangan Indonesia." } ] } ]
Modal image

Mungkin Kamu Tertarik

Pajak PPh 22: Panduan Praktis untuk Importir, Distributor, dan Pemilik Toko Besar

Pajak PPh 22: Panduan Praktis untuk Importir, Distributor, dan Pemilik Toko Besar

Panduan praktis Pajak PPh 22 untuk importir, distributor, dan pemilik toko besar. Temukan informasi langkah perhitungan, tarif, serta ketentuan pelaporan yang tepat.

Lihat selengkapnya
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk Transaksi dengan Pihak Asi

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk Transaksi dengan Pihak Asi

Pelajari Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 26 untuk transaksi dengan Pihak Asi. Dapatkan informasi tentang tarif, besaran pajak, dan dokumen yang diperlukan.

Lihat selengkapnya
Pajak Penghasilan Pasal 23: Siapa yang Wajib Memotong dan Bagaimana Car

Pajak Penghasilan Pasal 23: Siapa yang Wajib Memotong dan Bagaimana Car

Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh 23) menjelaskan siapa wajib memotong dan cara pemotongannya. Temukan syarat, tarif, dan panduan lengkap untuk mematuhi aturan pajak ini.

Lihat selengkapnya
Panduan Lengkap Pajak UMKM 0,5% dari Omzet: Cara Hitung dan Bayar

Panduan Lengkap Pajak UMKM 0,5% dari Omzet: Cara Hitung dan Bayar

Dapatkan Panduan Lengkap Pajak UMKM 0,5% dari Omzet. Temukan cara menghitung, langkah pembayaran, dan tips penting untuk memenuhi kewajiban pajak Anda.

Lihat selengkapnya
Panduan Lengkap Pajak Restoran untuk Pemilik Usaha Kuliner

Panduan Lengkap Pajak Restoran untuk Pemilik Usaha Kuliner

Dapatkan panduan lengkap pajak restoran untuk pemilik usaha kuliner. Temukan jenis pajak, peraturan terbaru, dan tips pengelolaan untuk sukses bisnis.

Lihat selengkapnya
Freelancer Wajib Tahu! Cara Bayar PPN 11% Tanpa Ribet

Freelancer Wajib Tahu! Cara Bayar PPN 11% Tanpa Ribet

Freelancer wajib tahu cara bayar PPN 11% tanpa ribet. Pelajari langkah-langkah mudah, dokumen yang diperlukan, dan tips praktis untuk pembayaran yang tepat.

Lihat selengkapnya
Panduan Lengkap Mengurus BBNKB saat Beli Mobil Bekas dan Baru

Panduan Lengkap Mengurus BBNKB saat Beli Mobil Bekas dan Baru

Panduan lengkap mengurus BBNKB saat beli mobil bekas dan baru. Temukan langkah-langkah penting, dokumen yang dibutuhkan, dan tips efisien untuk proses yang mudah.

Lihat selengkapnya
Cara Cek dan Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Online di Seluruh Indonesia

Cara Cek dan Bayar Pajak Kendaraan Bermotor Online di Seluruh Indonesia

Cek dan bayar pajak kendaraan bermotor online di seluruh Indonesia. Temukan langkah praktis, situs resmi, dan cara pembayaran untuk memudahkan Anda.

Lihat selengkapnya
Pajak Final PPh 4 Ayat 2: Rahasia Mengelola Pajak Sewa & Hadiah dengan Mudah

Pajak Final PPh 4 Ayat 2: Rahasia Mengelola Pajak Sewa & Hadiah dengan Mudah

Temukan rahasia pengelolaan Pajak Final PPh 4 Ayat 2 dengan mudah! Pelajari cara mengatur pajak sewa dan hadiah, serta langkah-langkah penting untuk memudahkan prosesnya.

Lihat selengkapnya
Perhitungan PPnBM untuk Pembelian Mobil Mewah: Simulasi dan Contoh

Perhitungan PPnBM untuk Pembelian Mobil Mewah: Simulasi dan Contoh

Pelajari perhitungan PPnBM untuk pembelian mobil mewah. Temukan simulasi, contoh penghitungan, dan informasi penting terkait pajak kendaraan di sini.

Lihat selengkapnya
Made in Indonesia 🇮🇩
© PT. Ambisius Lab Indonesia