Atelektasis: Penyebab, Gejala, dan Cara Penanganannya
Atelektasis dapat menyebabkan sesak napas. Pelajari penyebab, gejala, dan cara penanganannya untuk menjaga kesehatan paru-paru Anda dengan baik.
Panduan

Atelektasis: Mengenal Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Atelektasis adalah kondisi yang ditandai dengan kolapsnya satu atau lebih area paru-paru sehingga tidak dapat terisi udara. Ini terjadi ketika kantong-kantong udara kecil di paru-paru, yang dikenal sebagai alveoli, mengempis atau terisi cairan. Karena alveoli merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida, atelektasis dapat menghambat proses vital ini, yang menyebabkan pengiriman oksigen tidak memadai ke organ-organ tubuh. Meskipun terkadang merupakan kondisi ringan yang dapat pulih dengan sendirinya, atelektasis pada kasus yang lebih parah dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.
Penyebab Atelektasis
Atelektasis dapat timbul dari berbagai faktor, yang secara luas dikategorikan menjadi penyebab obstruktif dan non-obstruktif.
- Atelektasis Obstruktif
- Sumbatan Lendir: Penyebab paling umum, terutama setelah operasi. Anestesi dapat menekan refleks batuk sehingga sulit membersihkan sekret. Pasien dengan kondisi paru-paru seperti Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau fibrosis kistik juga lebih rentan.
- Benda Asing: Benda kecil, terutama pada anak-anak, dapat terhirup dan tersangkut di saluran napas.
- Tumor: Pertumbuhan di dalam saluran napas atau yang menekan dari luar dapat menghalangi aliran udara.
- Gumpalan Darah: Gumpalan darah di saluran napas juga dapat menyebabkan obstruksi.
- Atelektasis Non-Obstruktif
- Pengurangan Surfaktan: Surfaktan adalah zat yang mengurangi tegangan permukaan di alveoli. Bayi prematur sering kekurangan surfaktan. Sindrom Distres Pernapasan Akut (ARDS) juga dapat merusak produksi surfaktan.
- Atelektasis Kompresi: Tekanan eksternal pada paru-paru dapat menyebabkannya kolaps. Ini bisa disebabkan oleh efusi pleura, pneumotoraks, tumor, obesitas, atau kehamilan.
- Jaringan Parut (Fibrosis): Jaringan parut di paru-paru dapat menyulitkan alveoli untuk mengembang, bisa akibat infeksi, cedera, atau penyakit paru.
- Kelemahan Neuromuskular: Kondisi yang melemahkan otot pernapasan (misalnya, distrofi otot, cedera tulang belakang) dapat menyebabkan ekspansi paru yang tidak memadai.
- Atelektasis Pascaoperasi: Nyeri setelah operasi, terutama operasi dada atau perut, dapat menyebabkan pernapasan dangkal.
- Istirahat Lama di Tempat Tidur: Posisi terlentang dalam waktu lama dapat berkontribusi pada atelektasis karena penurunan ekspansi paru dan akumulasi lendir.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya atelektasis meliputi: usia lanjut; operasi terkini, terutama pada dada atau perut, dan penggunaan anestesi umum; kebiasaan merokok; kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya seperti PPOK, asma, bronkiektasis, dan fibrosis kistik; obesitas; kelemahan otot pernapasan akibat penyakit neuromuskular atau cedera tulang belakang; kesulitan menelan (disfagia) yang meningkatkan risiko aspirasi; apnea tidur; serta patah tulang rusuk yang membatasi pernapasan dalam.
Gejala Atelektasis
Gejala atelektasis dapat bervariasi tergantung pada luasnya keterlibatan paru-paru dan penyebab yang mendasarinya. Atelektasis ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang nyata, namun seiring perkembangan kondisi atau jika area paru yang terdampak lebih luas, gejala berikut dapat muncul:
- 1Sesak Napas (Dispnea)Kesulitan bernapas atau merasa tidak mendapatkan cukup udara.
- 2Pernapasan Cepat dan DangkalBernapas lebih cepat dan dengan kedalaman yang kurang dari biasanya.
- 3BatukBisa kering atau produktif (dengan dahak).
- 4MengiSuara siulan saat bernapas.
- 5Nyeri DadaBisa tajam atau tumpul, dan terletak di sisi paru-paru yang terkena.
- 6SianosisPerubahan warna kebiruan pada kulit, bibir, atau kuku karena kadar oksigen rendah dalam darah. Ini adalah tanda kekurangan oksigen parah dan memerlukan perhatian medis segera.
- 7Peningkatan Denyut Jantung (Takikardia)Jantung berdetak lebih cepat untuk mengompensasi kadar oksigen yang berkurang.
- 8DemamDapat terjadi jika atelektasis disertai infeksi.
Sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika Anda mengalami gejala seperti sesak napas parah, nyeri dada, sianosis, atau kesulitan bernapas yang muncul tiba-tiba. Jika Anda memiliki faktor risiko atelektasis, seperti operasi baru-baru ini, penyakit paru-paru yang mendasari, atau riwayat merokok, waspadalah terhadap gejala-gejala ini dan segera konsultasikan dengan dokter Anda.
Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Atelektasis
Diagnosis atelektasis melibatkan kombinasi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan berbagai tes diagnostik. Tujuan utama pengobatan adalah untuk mengembangkan kembali jaringan paru-paru yang kolaps dan mengatasi penyebab yang mendasarinya.
Aspek | Keterangan |
---|---|
Diagnosis: Riwayat Medis & Pemeriksaan Fisik | Dokter akan menanyakan gejala, riwayat medis, dan faktor risiko. Pemeriksaan fisik meliputi auskultasi paru-paru dengan stetoskop untuk memeriksa suara napas abnormal. |
Diagnosis: Rontgen Dada | Seringkali merupakan tes pencitraan pertama yang dapat mengungkapkan area kolaps paru-paru, akumulasi cairan, atau kelainan lain. |
Diagnosis: CT Scan Dada | Memberikan gambar paru-paru yang lebih detail dan dapat membantu mengidentifikasi penyebab atelektasis, seperti tumor, benda asing, atau sumbatan lendir. |
Diagnosis: Bronkoskopi | Memasukkan tabung tipis fleksibel dengan kamera (bronkoskop) ke saluran napas untuk visualisasi langsung, identifikasi dan pengangkatan sumbatan (lendir, benda asing), atau pengambilan sampel jaringan (biopsi). |
Diagnosis: Oksimetri Nadi & AGDA | Oksimetri nadi adalah tes non-invasif yang mengukur saturasi oksigen dalam darah. Analisis Gas Darah Arteri (AGDA) adalah tes darah yang mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida, memberikan informasi lebih detail tentang tingkat keparahan. |
Pengobatan: Penanganan Konservatif |
|
Pengobatan: Intervensi Medis |
|
Pengobatan: Intervensi Bedah |
|
Meskipun tidak selalu dapat dicegah, beberapa tindakan dapat secara signifikan mengurangi risiko pengembangan atelektasis, di antaranya: berhenti merokok; melakukan latihan pernapasan dalam dan batuk secara teratur, terutama setelah operasi atau selama periode istirahat lama di tempat tidur; melakukan ambulasi dini (bangun dan bergerak) sesegera mungkin setelah operasi; mengelola dengan baik kondisi paru-paru yang sudah ada seperti asma atau PPOK; menjaga berat badan yang sehat; mendapatkan vaksinasi terhadap influenza dan pneumonia; serta memastikan pengendalian nyeri yang adekuat setelah operasi agar pasien dapat bernapas lebih dalam dan batuk lebih efektif.
Atelektasis adalah kondisi paru yang umum dan dapat bervariasi tingkat keparahannya. Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan prognosis. Dengan memahami penyebab, gejala, serta pilihan diagnosis dan pengobatannya, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan paru-paru dan segera mencari pertolongan medis bila diperlukan. Penting untuk diingat bahwa informasi yang disajikan di sini tidak menggantikan nasihat, diagnosis, atau pengobatan medis profesional. Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan yang berkualifikasi untuk pertanyaan apa pun yang Anda miliki mengenai kondisi medis.